Jenderal AS: Qur'an Dibakar, Kami Terancam




VIVAnews - Rencana hari pembakaran Al Quran oleh seorang pemimpin sekte kecil di Florida, Amerika Serikat (AS), mengundang gelombang demonstrasi di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan.
Tentara Amerika Serikat (AS) di negara tersebut khawatir kemarahan warga Afghan atas rencana tersebut akan membahayakan jiwa mereka.

Kekhawatiran ini muncul saat sebagian demonstran yang marah akibat rencana tersebut melempari iring-iringan tentara AS dengan batu. Sentimen anti-Amerika juga kembali muncul, bendera Amerika dibakar dan teriakan “Kematian bagi Amerika” membahana di antara para demonstran.

“Amerika tidak akan bisa memusnahkan Muslim dari dunia,” ujar salah seorang warga Afghanistan seperti dikutip dari laman ABC News.

Mereka mengutuk rencana pembakaran Al-Quran oleh Terry Jones, seorang pendeta sekte kecil di Florida di bawah Dove World Outreach Center. Jones merupakan penulis buku “Islam is of the Devil” yang menuai banyak kontroversi. Pembakaran, menurut Jones, akan dilakukan pada tanggal 11 September nanti.

Tanggal tersebut bertepatan dengan peristiwa serangan teroris di New York yang meruntuhkan menara kembar WTC, tanggal tersebut juga kebetulan bertepatan dengan hari raya Idul Fitri bagi umat muslim dunia. Panglima militer AS di Afghanistan, Jenderal David Petraeus, yang baru beberapa bulan bertugas, melihat hal ini sebagai ancaman bagi keselamatan tentaranya.

“Hal ini akan membahayakan tentara kita dan mengancam keberhasilan usaha kita di sini,” ujar Petraeus.

Penasihat Petraeus yang merupakan mantan wakil kepala staf tentara AS, Jack Keane, menyebut hari pembakaran itu sebagai sesuatu yang gila dan merupakan penghinaan terhadap umat Muslim.

“Rencana itu juga merupakan penghinaan bagi tujuan utama tentara kita dan komitmen mereka kepada negara ini dan para umat muslim di dalamnya,” ujar Keane.

Namun, gelombang protes dan hujatan sepertinya tidak mampu membuat Jones mengurungkan niatnya. Dia bahkan bersumpah  tetap melancarkan rencananya, tidak memedulikan masalah yang akan dihadapi tentara negaranya di Afghanistan.

“Apa yang kami lakukan ini telah direncanakan sejak lama, kami mengungkapkan bahwa kekerasan Islam lebih, lebih besar dari yang kami katakan,” ujarnya Jones pada sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC.

Sebuah akun Facebook berjudul “Hari Dunia Pembakaran Quran” mempunyai lebih dari 8.000 pengikut. Tapi dari komentar-komentar yang terdapat di laman itu, sebagian besar menentang rencana pembakaran oleh Jones. (umi)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger