Dalam realitas kehidupan kami, jika safar –tanpa melebih lebihkan- sekitar 70 – 80% kamilah yang melayani keperluan para istri kami: dalam menyetir mobil, keperluan di hotel, mencari hotel, bahkan dalam haji kamilah yang memasak dan mereka tinggal memakannya. Itu adalah fakta yang diketahui semua orang, .. dan sesungguhnya ini adalah bentuk pelayanan/ khidmah (kami kepada kaum wanita).
Lalu saya meledek wartawan Amerika itu: “Anda bilang (Amerika paling) menghormati wanita dan mempertanyakan tidak masuknya wanita kami ke parlemen, sejak kapan Amerika merdeka?”
–dia jawab: lebih dari 200 tahun-
“kalau begitu tunjukkan kepada saya SATU saja presiden Amerika yang wanita”…
dia jawab: “gk ada satu pun” .
Saya bilang: “Kalo gk ada, Wakil presiden yang wanita .. ??” .
Dia jawab: “Nggak ada juga ..”.
Saya bilang padanya: “Kalian itu sebenarnya pendusta” (Cuma omong doang).. Beritahukan pada saya, dalam sejarah konggres (sejak dulu sampai sekarang) kapan ada masa dimana jumlah wanita sama dengan jumlah laki-laki?..
dia jawab: belum pernah ada sekalipun. (Hadeeeeuh –pentrjemah)
“Kalian Cuma memasukkan beberapa wanita saja (ke parlemen) trus mentertawakan kami ???”….
**Syekh Nashir Al-'Umar dalam seminar bertema: Kesepakatan dan Muktamar Wanita Internasional dan Dampaknya terhadap Dunia Islam#
Sumber: Sisi Lain Arab Saudi dan Fb Akhi habibi ihsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar