10 Sahabat Rasul yang dijamin Masuk Surga




“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)

Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Siddiq ra.

Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadiets.

2. Umar Bin Khatab ra.

Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.

3. Usman Bin Affan ra.

Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

4. Ali Bin Abi Thalib ra.

Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.

5. Thalhah Bin Abdullah ra.

Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.

6. Zubair Bin Awaam

Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas

Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

8. Sa’id Bin Zaid

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.

9. Abdurrahman Bin Auf

Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.

10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah

Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

Batam Melarang Warga Yahudi Masuk ke Restaurannya





Tak hanya kecaman dan kutukan dialamatkan kepada tentara Israel yang menyerang rombongan kemanusiaan yang akan mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina. Kini aksi boikot terhadap Israel mulai menyebar dalam bentuk yang lebih nyata. sebuah restoran NanYang Food Hawker di Pelabuhan Internasional Batam Center, melakukan aksi melarang warga negara Israel dan Yahudi masuk ke restoran tersebut.

Larangan berupa tulisan itu dipajang di depan pintu masuk. Ditulis dalam dua bahasa, yakni latin dan Inggris. Bunyinya; "Vietato l'ingresso agil ebrei e ai cani dan All Jews or dog is not allowed".

"Ini dukungan kita terhadap aksi kemanusiaan. Kami melarang masuk seluruh warga Yahudi dan pendukungnya masuk ke restoran kita ini," ujar Owner Nanyang Food Hawker Batam, Ashari Coffee kepada Batam Pos (JPNN Grup) di Batam Center, Kamis (3/6).

Dia mengatakan, pemasangan nada protes dan pelarangan tersebut telah tiga hari ditempel, sejak serangan tentara Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut 12 orang relawan warga negara Indonesia.

"Daripada saya membakar bendera dan ikut demo turun ke jalan, mending saya tumpahkan kekesalan saya di sini. Saya melarang mereka masuk, itu sudah cukup," ujarnya.

Hatinya tergerak membuat pernyataan nada protes tersebut, setelah mengadakan diskusi bersama temannya bernama Mike, warga Italia pemilik club di Bali.

"Kami share, lantas atas dasar kemanusiaan, dia memprotes Israel dengan cara ini, dan saya pun mengikutinya," ujarnya.

NanYang menjadi satu-satunya restoran di Batam yang memprotes Israel. "Pernyataan ini hanya ada di tiga tempat di Indonesia, yakni di Club Puppies Kuta Bali dan Menara Mandiri di Jakarta serta Batam. Itu saja," ujarnya
Sumber : http://www.jpnn.com/

Keajaiban Perang Gaza






Kejadian - Kejadian Aneh Dan Misterius Seputar Perang Gaza. Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Wartawan kami, Thoriq, merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***


Pasukan 'Berseragam Putih' di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.


SuaraTak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya


Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***


Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.


Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.


Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.


Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***

Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”


Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)


Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus,” katanya kepada islamonline.net (2/2/ 2009).

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka,” ungkapnya.

Al Qur'an adalah wahyu Ilahi






Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)

Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.

Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.

Kemenangan Bizantium
Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.

Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.

Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti lagi bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.

Fadhial Hari Jum'at





Hari jumat Sekali lagi bukan hari yang sial. Dari Abu HurairahRadhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,bersabda:
"Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at, pada hari itu Nabi Adam 'AlaihiWasallam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke sorga, pada hariitu dia dikeluarkan dari surga, dan hari qiamat tidak akan terjadikecuali pada hari Jum'at. (HR. Muslim no. 854, dan yang lainnya).

Dalam "al-Musnad" dari hadits Abu Lubabah bin Abdul Munzir, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Beliau bersabda:
"Penghulunya hari adalah hari Jum'at, ia adalah hari yang paling utamadisisi Allah Subhanahu Wata'ala, lebih agung disisi Allah SubhanahuWata'ala dari pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, pada hari Jum'attersebut terdapat lima keistimewaan:

* Nabi Adam 'Alaihissalam diciptakan,
* Nabi Adam 'Alaihissalam diturunkan ke dunia,
* Nabi Adam 'Alaihissalam diwafatkan,
* Padahari itu terdapat suatu waktu, tidaklah seorang hamba meminta kepadaAllah pada saat tersebut melainkan pasti akan dikabulkan oleh AllahSubhanahu Wata'ala, selama yang diminta bukan yang haram,
* Pada hari itu akan terjadi kiamat,
* Tidakada satupun dari malaikat, bumi, angin, laut, gunung maupun pepohonankecuali mereka takut pada hari Jum'at. (HR. Ahmad dalam al-musnad,3/430, Ibnu majah 1084, sedangkan syekh Al-bany mendha'ifkannya dalamDha'iiful jaami', 3317, dan Ar-nauuth juga menghasankannya).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sangat memuliakan hari ini,menghormatinya, dan mengkhususkannya untuk beribadah dibandingkanhari-hari lainnya.



Hari Jumat memiliki banyak keutamaan bagi umat islam. Keistimewaan hari Jumat dibandingkan hari-hari lainnya adalah:

1. Alloh SWT mewajibkan ibadah shalat Jumat kepada laki-laki Mukmin Muslim.
2. Alloh SWT telah memberikan Rahmat dan Ampunan-Nya kepada Nabi Adam AS.


Rosululloh SAW menjelaskan fadilah hari Jumat, diantaranya :

1. Apabila seorang Muslim berdoa dan memohon suatu Kebaikankepada Alloh SWT pada hari Jumat, maka Alloh SWT Memberikan apa yangdia minta.
2. Apabila Hamba-hamba Alloh SWT Selamat pada hari Jumat, maka Selamatlah mereka pada hari-hari yang lain.
3. Sesungguhnya Alloh SWT Menjadikan hari Jumat sebagai hari raya mingguan bagi kaum Muslimin.
4. Apabilaseorang Muslim meninggal pada hari atau malam Jumat, maka Alloh SWTMemberikan Pahala syahid dan Menjaganya dari azab kubur.
5. Pada hari Jumat, Alloh SWT Memerdekakan 600.000 orang dari siksa api neraka.


Dengan keutamaan-keutamaan yang dimiliki hari Jumat, makaRosululloh SAW mengajak umat islam untuk memperbanyak ibadah (membacaAl-Quran, berzikir, berdoa, dan lain-lain) pada malam dan hari Jumat.Setiap Muslim diperintahkan untuk mandi, berpakaian terbaik, danmenggunakan wewangian ketika melaksanakan shalat Jumat.
Sumber: AL-MAJMUUS SARIFUL KAMIL

Mati Suri





Masyarakat Bengkalis dihebohkan dengan meninggalnya seorang gadis bernama Azlina (25) saat berobat di Mahkota Medical Center, Melaka, namun setelah dua jam tak bernafas ia akhirnya hidup kembali. Apa saja kisah yang dialami Azlina saat ia mati suri? Cerita mati surinya warga Desa Pematang Duku, Kecamatan Bengkalis benar-benar menjadi pembicaraan hangat, bahkan berita ini sampai ke Pakning dan kecamatan lainnya. Berbagai versi kematian pegawai honor Disperindag Pemkab Bengkalis inipun muncul. Bahkan masyarakatpun berbondong-bondong mendatangai kediamannya. Tak hanya warga, pejabatpun tak luput ingin tahu cerita pasti. Bahkan kemarin Ny Fauziah Syamsurizal datang ke rumah Azlina yang akrab di panggil Iin itu.

Sri Junjungan Televisi (SJTV) milik Pemkab Bengkalis menayangkan siaran langsung wawancara dengan Iin, ada keanehan yang terjadi. Saat itulah kepercayaan Riau Pos dan rekan-rekan media lainnya timbul akan kebenarannya cerita mati suri ini.

Keanehan yang dimaksud adalah, ketika siaran langsung yang juga disaksikan oleh masyarakat lewat layar monitor yang dipasang SJTV itu usai. Para kru kemudian mematikan semua LCD yang ada. Namun anehnya LCD tersebut tak mau mati, justru muncul di layar monitor sesosok tubuh berpostur besar seperti laki-laki. Kendati gambar yang muncul sedikit samar, namun jelas terlihat sosok itu berambut panjang dan bertanduk. Namun wajahnya tak kelihatan. Para wartawan yang hadir di ruang itu pada ketakutan. Namun sempat mengambil foto sosok itu. Kru SJTV ada yang menggigil dan menangis.

Foto itu diperlihatkan kepada Iin, yang waktu itu masih berada di areal SJTV. Ia mengatakan jika sosok itu adalah jin dan ia meminta agar foto yang diambil tersebut untuk dihapus saja. Namun Riau Pos yang turut sempat mengabadikan gambar itu, ketika satu jam berikutnya hendak melihat lagi, ternyata foto itu terhapus sendiri.

Meninggal Dua Jam
Azlina adalah seorang anak yatim dari keluarga kurang mampu. 3 tahun belakangan ia menderit penyakit kelenjar hiperteroid (gondok). Kendati penyakit yang dideritanya sudah akut, Azlina hanya bisa pasrah, karena ketidakadaaan biaya berobat. Namun pada Kamis, 24 Agusutus 2006 lalu, atas kesepakatan sanak keluarga, Azlina dibawa berobat ke Mahkota Medical Centre (MMC) Melaka.
Posted Image
Esok paginya, dokter MMC memeriksa Azlina. Satu-satunya jalan untuk penyembuhan adalah dengan jalan operasi. Namun dokter mengatakan pula jika operasi baru dilakukan 3 bulan mendatang, mengingat tekanan darahnya cukup tinggi.

Usai diperiksa, rupanya kondisi Azlina makin menurun. Sektar pukul 02.00 waktu setempat, alat detak jantung yang ada di layar monitor sudah menunjukkan garis lurus, yang berarti jantungnya sudah tak berdetak lagi. Paman Azlina, Rustam Effendi yang turut mendampinginya sudah pasrah, jika ponakan sudah meninggal. Namun saat ia menanyakan pada dokter apakah Azlina benar-benar sudah meninggal, dokter hanya diam. Namun terus saja melakukan berbagai upaya termasuk memasang alat pacu jantung.

Kendati sudah tak bernafas, dokter tetap belum mau memberikan pernyataan Azlina meninggal. Dan selama 2 jam terus-menerus melakukan pacu jantung. Ajaib, tiba-tiba jantung Azlina berdetak, kendati lemah. Dokterpun buru-buru membawanya ke ruang ICCU. Selama 2 hari ia di ruang ICCU dalam keadaan koma.

Setelah mendapat perawatan yang intensif, kondisi Azlina berangsur-angsur pulih. Dan karena belum bisa dioperasi, keluarganya pun membawanya pulang ke Bengkalis.

Jumpa Alam Barzah
Riau Pos memang tak tahu persis, apakah kondisi seperti itu bisa dikatakan dengan mati suri. Namun ada cerita di balik tak bernafasnya Azlina selama 2 jam dan koma selama dua hari itu. Jika disimak benar-benar cerita yang terkesan memang tidak dikarang-karang oleh Azlina itu, setidaknya menyadarkan kita akan alam lain yang bakal kita jalani kelak.

Menurut Azlina, ia sangat merasakan saat nyawanya dicabut dari kaki kanan, sakitnya seperti badan dikuliti. Ketika arwahnya sudah berada di alam lain, ia melihat jasadnya dan pamannya serta dokter di ruang Rumah Sakit. Tak lama setelah itu ia kemudian dibawa oleh dua malaikat. Kepada malaikat, Azlina minta ingin bertemu dengan ayahnya.

Atas permintaan Azlina itu, ia kemudian dipertemukan dengan seorang laki-laki muda berparas ganteng seusia 17 tahun. Kepadanya dikatakan kalau pria itu adalah ayahnya. ‘’Saya tak percaya karena waktu meninggal ayah saya berumur 54 tahun, tapi melaikat mengatakan jika itu adalah ayah saya,’’ cerita Azlina.

Pada pertemuan di alam gaib itu, ayahnya menyuruh Azlina untuk kembali lagi ke dunia, karena belum waktunya Azlina berada di alam barzah. Setelah bertemu ayahnya, cerita Azlina lagi, ia dibawa ke suatu tempat yang di situ ditemuinya wanita-wanit berjilbab dan jumpa seribu malaikat. Di tempat itu, ia didudukkan pada sebuah kursi yang sangat empuk yang kata Azlina keempukan kursi itu sebanding dengan 8 busa yang ada di dunia.

Saat duduk di kursi empuk itu, di sebelahnya ada seorang wanita yang wajahnya mirip wajah Azlina. ‘’Waktu saya tanya siapa dia, wanita itu mengatakan jika ia adalah amal jariyah saya. Bersama wanita dan 2 malaikat, saya terus dibawa melihat-melihat, dan kali ini saya dibawa ke suatu tempat penyiksaan. Di tempat itu, ada 10 orang laki-laki yang disiksa. Ada yang memakai pakaian compang-camping , badannya bernanah dan bau busuk, ada yang memikul besi seberat 100 ton dengan terbungkuk-bungkuk. Setelah tanya tanyakan kenapa ia laki-laki, rupanya ia suka membunuh dan dukun santet,’’ cerita Iin.

Terus lanjut Azlina, ada pula ustad yang dihantam dengan benda panas dan lahar panas, rupanya ustad itu sudah berzina dengan isteri orang. Ada pula yang ditusuk dengna pisau hingga tembus sebanyak 80 kali. Orang itu suka membunuh tapi tak pernah merasa bersalah.

‘’Bermacam-macam penyiksaan saya saksikan.Saya kemudian dibawa lagi membawa malam yang sangat gelap. Saking gelapnya saya tak kenal dengan malaikat yang membawa saya dan amal jariyah yang menemani saya. Ketika saya melangkah dua langkah saya dengar orang berzikir. Dan tiba-tiba saja dileher saya sudah tergantung sebentuk rantai yang setelah saya pegang ternyata tasbih sebanyak 99 butir. Ketika saya tanyakan kepada amal jariyah saya, dikatakan jika Allah menyuruh saya berzikir selama dalam perjalanan dengan tasbih itu,’’ tambahnya.

Di tempat gelap itu, kata Azlina ia melangkah lagi, pada langkah ke 7 ia melihat sebuah benda berbentuk tepak sirih yang dari celahnya memantulkan cahaya dan dibelakang benda itu ada tulisan Arab Qusnul Qotimah. Oleh Azlina cahaya itu kemudian diambilnya dan menyapukan ke wajahnya.

‘’Setelah 10 hari perjalanan, saya dengar suara azan yang suaranya sangat beda dengan azan yang biasa saya dengar, lembut sekali. Saya kemudian dibawa ke Masjid Nabawi dan melihat makam Nabi Muhammad. Di makam Nabi itu ada pintu kecil dan saya melihat seseorang memberi makan anak-anak fakir miskin. Tiba-tiba cahaya yang sebelumnya diambil dari benda berbentuk tepak sirih dan disapu ke muka saya, memantul dari tangan saya untuk kemudian menjadi cahaya yang besar,”sebutnya.

Dari cahaya itu lanjutnya, kemudian muncul sesosok manusia berwajah ganteng kulit kuning langsat, ”Matanya sayu pandangannya luas terbentang. Raut mukanya seperti orang Asia, tapi wajahnya tak kelihatan dengan jelas. Setelah saya Tanya sama amal jariyah saya, dijawab jika Qusnul Qotimah menerangi makam Nabi. Saya dikatakan mendapat hidayah dan safaat dari Allah,’’ urai Azlina lagi.

Dari tempat itu, sambung Azlina lagi, ia dibawa lagi ke suatu tempat, dimana ia melihat jutaan manusia menangis disiksa dan minta kiamat dipercepat. Meskipun antara ia berdiri dengan orang-orang yang disiksa itu hanya berjarak 5 meter, namun ia tak dapat menolong. Selama dalam perjalanan itu pula ia dapat menghafal Alquran sebanyak 30 juz dan Katam sebanyak 3 kali, membaca Yassin 1.000 kali dan membaca Shalawat untuk 1.000 nabi.

‘’Rasanya perjalanan yang saya lalui dari sepanjang Arab Saudi atau seperti dari Sabang ke Merauke,’’ ujar Azlina yang mengaku ketika ia belum sakit juga pernah melihat cahaya saat melakukan salat tahajud dan cahaya itu juga disapukannya ke mukanya seperti yang dilakukan ketika ia dibawa berjalan.

Banyak Perbedaan
Banyak perbedaan yang terjadi pada diri Azlina alias Iin setelah dan sebelum ia mati suri. Perbedaan tingkah laku itu sangat dirasakan, terutama bagi keluarga terdekat yang tahu persis akan keseharian Iin.

Seperti dikatakan pamannya Rustam Effensi SAg, sebelum ini sosok Iin adalah pribadi yang pendiam dan suka grogi jika berjumpa banyak orang. Soal ibadah, ia juga biasa-biasa saja. Hanya saja ia rajin salat tahajud dan membaca Alquran. Tapi bukan hafal Alquran.

Tapi setelah kejadian ini, seperti juga yang Riau Pos saksikan sendiri, ia bercerita penuh percaya diri. Ceritanya juga tak terkesan dibuat-buat. Bahkan selama beberapa jam siaran langsung di SJTV bicaranya sangat lancar berdakwah. Padahal sebelumnya, ia tak terlalu paham apa-apa yang diuraikannya kemarin itu. Ia berdakwah seperti lazimnya ustadzah.

‘’Selama ini ia bukanlah hafal Alquran. Tapi sekarang ia hafal Alquran. Percaya dirinya juga sangat tinggi, dan tidak malu-malu seperti sebelumnya. Kulitnya juga berbeda dari sebelumnya,’’ ungkap Rustam sembari mengatakan jika sebelumnya kulit Azlina sedikit gelap. Namun yang dilihat sekarang, putih bersih bercahaya.
Terlepas percaya atau tidak akan kejadian seperti yang diceritakan Azlina dan keluarganya itu, namun jika kita berhadapan langsung dengan Azlina, dan mendengar ceritnya, kita pun jadi merinding.

Peristiwa Kiamat





Semua orang didunia ini mengakui bahwa peristiwa kiamat, hancur dan musnahnya seluruh kehidupan dibumi ini pasti akan terjadi. Namun tidak seorangpun tahu kapan peristiwa itu akan terjadi. Musnah dan hancurnya seluruh kehidupan dibumi ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Semua peralatan teknologi didunia ini mempunyai lifetime, jika habis lifetime-nya peralatan tersebut akan rusak dan tidak berfungsi lagi. Diyakini bumi, matahari, bulan dan seluruh system ditata surya dan alam semesta ini masing masing mempunyai life time. Diruang angkasa saat ini banyak ditemukan bintang yang sudah habis life time nya sedang sekarat dan dalam proses kemusnahan. Satu ketika matahari dan seluruh planet didalam tatasurya termasuk bumi ini juga akan mengalami nasib yang sama seperti bintang yang sedang sekarat itu.

Pada saat kiamat nanti akan terjadi kepanikan yang sangat dahsyat, Gedung-gedung dan bangunan bertingkat hancur ber-terbangan. Air laut dengan gelombang setinggi gunung naik kedaratan sampai puluhan kilometer menghanyutkan semua yang dilaluinya. Gunung-gunung meletus secara serentak, hingga hancur menjadi batu-batu panas yang beterbangan. Tanah belah dan merekah mengeluarkan lumpur dan lahar panas. Tidak ada satu tempatpun yang aman dimuka bumi ini. Tidak ada mahluk hidup yang bisa bertahan dari kehancuran dihari itu. Seluruh manusia panik, menyelamatkan diri masing masing. Harta benda tidak ada artinya lagi, orang tidak peduli lagi dengan emas, berlian, mobil dan rumah mewah yang dimilikinya. Mereka diliputi ketakutan yang sangat, berusaha menyelamatkan diri-masing masing dari keganasan alam diwaktu itu. Tidak ada tolong menolong dihari itu, setiap orang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, mereka tidak mampu menolong atau menyelamatkan istri, anak, suami, orang tua atau teman yang mereka sayangi. Manusia dalam keadaan panik, takut dan kalut, tidak berdaya menyelamatkan diri sendiri apalagi untuk menolong orang lain, mereka tidak perduli lagi dengan harta yang mereka miliki.

Peristiwa tersebut banyak dikisahkan dalam Al-Quran, antara lain :

1. Apabila terjadi hari kiamat, 2- terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). 3- (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), 4- apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,5- dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya,6- maka jadilah dia debu yang beterbangan, (Al Waqiah 1-6)

1. Apabila matahari digulung, 2.dan apabila bintang-bintang berjatuhan, 3. dan apabila gunung-gunung dihancurkan, 4. dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), .5 dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, 6.dan apabila lautan dipanaskan, (At Takwir 1-6)

1- Apabila langit terbelah,
2- dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,
3- dan apabila bumi diratakan,
4- dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
5- dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). (Insyiqoq 1-5)

1. Hari Kiamat 2- apakah hari Kiamat itu? 3- Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? 4- Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran 5- dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al Qoriah 1-5)

Ketika Rasulullah ditanyakan tentang kapan terjadinya peristiwa kiamat itu, beliau mengambil sepotong kain, kemudian merobeknya hingga hampir putus. Beliau mengatakan antara aku dan saat kiamat seperti kain yang hampir putus ini (sudah sangat dekat). Pada kesempatan lain beliau mengatakan : Antara aku dan saat kiamat seperti telunjuk dengan ibu jari ini . Pernah juga beliau mengatakan bahwa antara beliau dengan saat kiamat sepeti saat asar dengan maghrib (sudah dekat), padahal antara Rasulullah dengan kita pada saat ini sudah berlalu sekitar 1400 tahun lebih.
Didunia maya banyak dibahas tentang kemungkinan terjadinya kiamat pada tahun 2012, berdasarkan calendar suku Maya di Amerika latin. Para ahli juga memperkirakan ada planet Raksasa (Nibiru) yang saat ini sedang bergerak menuju system matahari kita, Jika planet tersebut masuk kedalam orbit matahari bisa menimbulkan kekacauan pada bumi kita. Planet Nibiru adalah salah satu planet yang mengelilingi matahari dengan orbit berbentuk ellips. Planet ini mendekati orbit bumi setiap 3600 tahun sekali, diperkirakan 50 tahun lagi planet tersebut akan berada sangat dekat dengan bumi. Planet tersebut mempunyai medan magnit yang lebih kuat dari bumi dan arah putaran berlawanan arah dengan bumi, kehadiran planet tersebut dapat mengakibatkan timbulnya badai, gelombang besar, gempa dan kekacauan serta berubahnya arah putaran bumi , akibatnya matahari bisa terbit dari barat.nah kalau begini apa nggak jadi kacau. Ada juga para ahli yang memperkirakan satu ketika kelak akan terjadi tabrakan antara bumi dengan salah satu asteroid sekitar tahun 2036. Perusahaan film Hollywood juga membuat beberapa film yang menceritakan peristiwa tabrakan antara bumi dengan asteroid ini seperti Film Armagedon dan Deep impack. Kisah tentang planet Nibiru ini bisa anda dapatkan di Internet dengan kalimat kunci pencarian via goggle atau Yahoo ancaman planet nibiru
Saat kiamat itu sulit diperkirakan kapan terjadinya , tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya peristiwa kiamat selain Allah . Perhatikan firman Allah dalam surat Al Araaf 187 berikut ini:

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al Araaf 187)

Kita tidak pernah tahu kapan terjadinya kiamat besar (total) yaitu hancur dan musnahnya bumi ini beserta semua isinya. Namun sebelum terjadinya kiamat total kita akan menemukan banyak peristiwa kiamat kecil, berupa bencana dan kehancuran pada sebagian wilayah dibumi ini. Pada akhir akhir ini kita banyak mendengar dan menyaksikan kiamat kecil yang merenggut nyawa ratusan ribu orang dalam tempo yang singkat. Misalnya bencana tsunami di Aceh yang merenggut nyawa 160.000 orang dalam sekejap mata, bencana jebolnya waduk situ Gintung, Gempa bumi dan badai di Muangthai dan China yang merenggut nyawa ratusan ribu orang dalam sekejap mata. Dan banyak lagi bencana alam lainnya yang mendatangkan kematian secara masal, semua itu terjadi secara tidak terduga dan dalam waktu yang sangat singkat.

Bukan tidak mungkin pada satu ketika akan terjadi becana dahsyat yang melenyapkan nyawa ratusan juta orang dalam waktu yang singkat, bukan ratusan ribu seperti yang sering terjadi dewasa ini. Apa yang terjadi jika sebuah asteroid raksasa sebesar kota Jakarta ini jatuh di laut Fasifik atau laut Atlantik. Gelombang laut setinggi gunung akan menghantam seluruh kota yang berada di pantai lautan Fasifik, Los Angeles, Sydney, Hongkong, Hawai, Tokyo, Jakarta, dan lain lain akan lenyap dalam sekejap mata. Puluhan bahkan ratusan juta orang akan tewas dalam sekejap mata. Jika Asteroid itu jatuh didaratan Asia, Eropa atau Amerika efeknya pun akan lebih parah lagi , debu dan batu akan berhamburan menutupi angkasa, dunia akan gelap selama bertahun tahun karena angkasa tertutup debu seperti pernah terjadi 65 juta tahun yang lalu yang menyebabkan lenyapnya Dinosaurus dari permukaan bumi. Suhu bumi akan turun drastis, kematian terjadi dimana mana.

Kejadian kiamat adalah kejadian yang tidak bisa dibantah, semua manusia yang hidup diabad modern ini mengakui bahwa pada suatu saat nanti kejadian tersebut pasti akan terjadi. Fakta hancur dan musnahnya kehidupan sekelompok orang dalam sekejap mata akibat bencana alam adalah kejadian nyata yang sering kita saksikan dizaman ini. Sama dengan fakta bahwa setiap orang yang hidup didunia ini pasti akan mengalami kematian, maka musnah dan berakhirnya semua kehidupan dibumi ini tidak ada seorangpun yang dapat membantahnya. Semua orang sepakat bahwa peristiwa kiamat pasti terjadi, namun mereka tidak sepakat bahwa sesudah kematian ada kehidupan lagi kelak diakhirat . Ada yang percaya bahwa dibalik kematian ada kehidupan lagi dialam akhirat kelak. Namun banyak pula manusia yang tidak percaya, mereka beranggapan bahwa kehidupan ini akan berakhir dengan datangnya kematian. Hidup hanya didunia ini saja, setelah datang kematian berakhir pulalah kehidupan itu. Pernyataan orang yang berpendapat seperti itu diabadikan dalam Al Quran surat al Mukminun ayat 37 , 82 dan Al Jatsiyah ayat 24 :

37- kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi, (Al Mukminun 37)
Mereka berkata: Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan? (Al Mukminun 82)

24- Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (Al Jatsiyah 24 )

Dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, kehidupan yang sebenarnya dan abadi adalah kehidupan diakhirat kelak. Semua kita pasti akan mengalami kematian, mau tidak mau, suka atau tidak suka jika tiba saatnya kita akan dipaksa meninggalkan dunia ini. Ditempatkan Allah dialam Barzakh menunggu saat datangnya hari kiamat (kebangkitan). Mari kita persiapkan perbekalan untuk kehidupan sesudah mati kelak. Kematian dan peristiwa kiamat total hanya proses perpindahan dari alam dunia kealam akhirat, orang beriman dan yakin pada Allah dan kehidupan akhirat tidak pernah takut dan gentar menghadapi proses ini

Rahasia Isra Mi'raj


JEJAK ISRA` & MI’RAJ

Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.Sh.



Peristiwa Isra` dan Mi’raj termasuk peristiwa sejarah yang sangat banyak mendapat perhatian dan perbincangan para ilmuwan sosial. Diantara ahli sejarah, ada yang sangat berlebihan dalam memandang kedudukan nabi Muhammad berikut mu’jizatnya, ada pula sebaliknya, mengingkari sama sekali keberadaan mujizat dalam perjalanan sejarah hidup seorang nabi.

Menurut Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah An Nabawiyyah". Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu’jizat Nabi dalam peristiwa Isra` dan Mi’raj ini, berasal dari para orientalis yang turut mengkaji peristiwa Isra` dan Mi’raj tanpa terlebih dahulu didasari keimanan terhadap hal‑hal yang ghaib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang memiliki pandangan seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold Ziher dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai sebab utama dari pandangan mereka seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap pencipta mujizat itu sendiri. Karena jika iman kepada Allah telah tertanam di dalam jiwa seseorang, maka akan mudah untuk mengimani segala sesuatu yang lebih mudah dari pada itu.

* Mulai Perjalanan Isra

Sumber kisah-kisah tentang perjalanan yang penuh misteri itu adalah kata‑kata pada permulaan Surah Al Israa’:

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Israa’ [17]: 1)



Dalam kitab sirahnya, Ibnu Ishaq menggambarkan kisah Isra` dan Mi’raj ini sebagai berikut: Suatu malam Jibril membawa nabi naik ke atas punggung samawi yang disebut Buraq; lalu Muhammad s.a.w.. mengadakan perjalanan bersama Jibril. Dan dalam perjalanan malam ke Yerussalem, Rasulullah diperlihatkan dengan berbagai keajaiban. Dan sesampainya di Masjidil Aqsha, Rasulullah bertemu dengan nabi‑nabi terdahulu, sekaligus mendapatkan penghormatan untuk mengimami shalat bersama mereka.

AI Buroq, dalam bahasa Arab menurut sebagian pendapat berasal dari kata "Al Barq" yang berarti kilat. Boleh ditafsirkan bahwa penggunaan nama ini dalam Al Qur'an adalah untuk menunjukkan kecepatan yang tiada tara dari jenis kendaraan ini.
Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsha, Rasulullah s.a.w. sempat singgah di suatu bukit yang penuh berkah, dimana Nabi Musa a.s. pernah menerima wahyu langsung dari Allah s.w.t, yaitu "Bukit Tursina", dan Rasulullah shalat dua rakaat di tempat itu. Setelah itu Rasulullah juga mampir di tempat kelahiran nabi Isa a.s, yaitu di sebuah bukit mubarakah yang disebut "Betlehem (“baitullhami”, bahasa Arabnya)" dan beliau pun shalat dua rakaat. Akhirnya sampai di "Baitul Maqdis". Di tempat suci inilah, beliau bertemu dengan nabi Ibrahim dan Musa di tengah kumpulan para nabi dan rasul Allah yang lain. Di tempat ini juga Rasulullah s.a.w. shalat sebagai imam bagi para nabi. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dengan membawa dua gelas minuman, satu berisi anggur, dan satu lagi berisi susu. Kemudian Rasulullah memilih gelas yang berisi susu. Jibril berkata: "Engkau telah memilih Fithrah”. (HR. Bukhari dan Muslim).



2. Melanjutkan Perjalanan Mi'raj

Firman Allah s.w.t yang berkenaan dengan peristiwa Mi'raj atau naik ke langit ini, bisa kita temui dalam Surat An­ Najm:



"Sedang dia berada di ufuq yang tertinggi. Kemudian dia mendekat dan bertambah lebih dekat lagi, maka jadilah Dia dekat (kepada Muhammad) sejarak dua ujung busur atau lebih dekat lagi. Lalu Dia menyampaikan kepada hamba‑Nya (Muhammad) apa yang telah Dia wahyukan. Hati Muhammad tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada Sorga tempat tinggal. Muhammad melihat Jibril ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan Muhammad tidak berpaling dari yang dilihatnya itu, dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda‑tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An Najm [53]: 7‑18).



Kemudian Firman Allah s.w.t.,



“Sesungguhnya Alqur'an itu benar‑benar firman Allah, yang dibawa oleh utusan mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan dan kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy, yang ditaati di sana (di alam Malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali‑kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib".(QS. At Takwir [81]: 19 ‑ 24).



Secara terperinci, peristiwa besar ini dapat kita baca dalam hadis‑hadis Rasulullah dan buku‑buku sirah kehidupannya beliau.

Ibnu Ishaq, dalam kitab Sirahnya menggambarkan peristiwa tersebut sebagai berikut: "Abu Said meriwayatkan, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Bekata: “Setelah aku melakukan apa yang harus aku lakukan di Yerusalem, aku dibawa ke sebuah tangga (mi'raj), dan aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada itu. Itulah yang menjadi pandangan orang‑orang mati pada hari kebangkitan. Sahabatku Jibril, membuatku dapat memanjat sampai kami mencapai salah satu gerbang langit, yang disebut gerbang Garda. Di sana 1200 malaikat bertindak sebagai pengawal."

Di gerbang Garda ini, Isma'il a.s menanyakan nama Muhammad s.a.w. dan juga menanyakan apakah dia benar‑benar seorang Rasul. Setelah menerima suatu jawaban yang memuaskan, ia mengizinkan Rasulullah untuk melewati langit‑langit. Di langit yang paling rendah beliau melihat nabi Adam a.s. di hadapannya jiwa‑jiwa manusia berjalan dalam barisan. Beliau pun diperlihatkan penghukuman terhadap orang‑orang berdosa, yang sesuai dengan watak kejahatan mereka masing­-masing. Mereka yang telah menyalahgunakan harta anak yatim, harus menelan api, para lintah darat yang biasa mencekik kehidupan ekonomi rakyat lemah, diperlihatkan sebagai tubuh bengkak dihalau oleh buaya‑buaya ke dalam api untuk selanjutnya diinjak‑injak, dan banyak lagi model­-model siksaan yang lebih mengerikan disaksikan Rasulullah s.a.w. Rasulullah melanjutkan perjalanan ke lapisan langit berikutnya, dan bertemu dengan sebagian nabi sebelum beliau. Rasulullah melihat nabi Isa a.s. di langit keempat, nabi Ibrahim As di langit ketujuh, yaitu pada tingkat tertinggi yang memberikan isyarat kedudukan yang istimewa dan sangat khusus dalam pandangan umat Islam. Baik posisi beliau sebagai nenek moyang para nabi, maupun sebagai yang berjasa mendirikan Ka'bah bersama putranya Isma'il, serta sebagai hero spiritual yang telah menghancur‑leburkan berhala-­berhala. Sehingga di akhir perjalanan tersebut Rasulullah diajak memasuki surga.

Menurut Baihaqi dalam bukunya "Dalâ`ilun ­Nubuwwah", ketika Rasulullah kembali, tempat tidurnya masih hangat, dan tempayan air yang jatuh ketika beliau dibawa pergi, sama sekali belum tumpah. Maka perjalanan ke langit itu, merupakan sebuah perjalanan yang sangat spiritualistik dan ruhiyah, dimana didalamnya orang dapat hidup dalam satu waktu selama bertahun‑tahun, sebab kondisi materi atau jasmani yang berhubungan dengan ruh selama pengalaman itu, berada diluar rangkaian waktu yang merupakan ciptaan. Oleh sebab itu, para teolog Islam telah berbeda pendapat tentang perjalanan baginda Rasul ke langit itu, apakah secara jasmani atau ruhani saja. Menurut pendapat kaum Mu'tazilah (Mu'tazilah adalah salah satu mazhab teologi Islam yang lebih cenderung mendahulukan akal daripada nash), seluruh peristiwa itu hanya merupakan penglihatan hati semata, dan perjalanan itu adalah perjalanan ruhani tanpa jasmani. Namun pandangan ini telah banyak ditentang oleh para ulama terdahulu yang shaleh (As salafus Shaleh), seperti At-Thabari seorang ahli tafsir terkenal yang hidup pada awal abad ke‑10 M. Beliau berpendapat bahwa perjalanan Rasulullah itu benar‑benar terjadi secara jasmani dan rohani, karena menurut beliau Al-­Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa "Allah telah memperjalankan hamba‑Nya pada malam hari" (Asraa bi 'abdihi lailan) dan bukan rûhan atau nafsan yang berarti "jiwa hamba‑Nya". Dan kenapa Rasulullah harus memerlukan sebuah tunggangan seperti Buraq, kalau perjalanan itu semata‑mata hanya penglihatan hati dan spiritual?

Masalah kontroversial lainnya adalah, apakah Rasulullah telah benar‑benar melihat Allah s.w.t. dengan kedua belah matanya, atau hanya dengan hatinya? Masalah ini, sangat erat kaitannya dengan aliran pemikiran yang diterapkan dalam menafsirkan firman Allah s.w.t surah An‑Najm:



"Sesungguhnya dia (muhammad) telah melihatnya pada waktu lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari apa yang dilihatnya, dan tidak pula melewatinya" (QS. An Nasjm [53]: 13‑17).



Surat ini menggambarkan dalam bagian pertamanya suatu penglihatan Nabi yang "melihatnya di ufuk tertinggi". Kata ganti "nya” dalam ayat 13 Surat An Najm tersebut dapat dirujukkan kepada Jibril, sebagai pembawa wahyu, dan dapat juga ditafsirkan sebagai berkaitan dengan Allah. Memang demikianlah kenyataannya, bahwa surat ini ditafsirkan sebagai gambaran dari peristiwa perjalanan Nabi ke langit (mi'raj). Sebagian berkata: Dia (Muhammad) melihat Jibril di ufuk tertinggi, sebagian lagi berkata bahwa dia melihat Allah dengan hatinya, sebagian lagi berkata, bahwa dia melihat Allah dengan kedua belah matanya. Mengenai siapa yang terbenar dari mereka, kita sependapat saja dengan Imam Qasthalani dalam kitabnya "Al‑Mawâhib Al‑Laduniyyah". Bahwa insya Allah semua mereka berbicara benar, sebab mereka hanya mengatakan apa yang telah mereka dengar. Dan perbedaan ini, boleh dikatakan sebagai perbedaan dalam penafsiran. Sedang peristiwa Isra` dan Mi’raj itu sendiri, sama‑sama diimani dengan penuh keyakinan yang seragam.

Hal lain yang merupakan keunggulan Nabi Muhammad atas semua nabi‑nabi lain, yaitu dalam kedekatan yang sedekat­-dekatnya ini. Dimana matanya tidak menyimpang dan tidak berpaling sedikitpun ketika melihat Allah, “Penglihatannya tidak berpaling dari apa yang dilihatnya itu, dan tidak pula melampauinya.” (QS. An ­Najm [53]: 17). Tidakkah Musa a.s. lemah lunglai ketika atribut-­atribut ilahi nampak olehnya melalui gunung yang hancur luluh? Dan beliau hanya dapat mendengar suara Tuhannya tanpa bisa melihat. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah s.w.t. QS. Al A’raaf [7]: 143.



Sedangkan Nabi Muhammad s.a.w. tanpa mengalihkan matanya, telah mengalami melihat Allah , “Maka jadilah Dia dekat kepada Muhammad sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi.” (QS. An Najm [53]: 9), hal ini sangat dikuduskan oleh para penyair sufi dengan hiperbola‑hiperbola yang amat berani dan penggambaran yang amat berlebilian. Barangkali gambaran yang amat ringkas tentang peristiwa ini diberikan oleh Jamali Kanboh, seorang penyair Indo‑Persia abad ke‑15, yang mengungkapkan misteri ini dalam bait syairnya yang terkenal. “Musa pingsan kala Sifat‑sifat Allah menjelma, namun kau tersenyum kala melihat dzat‑NYA.”

Di sana Rasulullah menyaksikan orang‑orang yang memusuhi agama, orang‑orang kafir, zhalim dan munafik, orang‑orang yang selalu mengatakan kebenaran tapi tidak melakukan, orang‑orang yang suka mencela, para penzina, pemakan harta anak yatim, pemakan riba, pengkhianat, dan banyak lagi bentuk kejahatan yang mendapat siksaan dari Allah atas kejahatan yang mereka lakukan.

Rasulullah pun menyaksikan sekelompok orang beriman dari setiap masa mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan atas amal kebaikan yang mereka lakukan di dunia. Dimana dalam suatu perjalanannya itu, Rasulullah menemui bau yang sangat wangi. Kemudian beliau bertanya kepada Jibril, bau apakah ini wahai Jibril? Jibril menjawab: “Ini adalah bau Masyithah (pengasuh anak fir'aun) dan keluarganya.”

Barangkali ada orang yang akan bertanya, bagaimana mungkin seorang yang hidup bisa melihat kehidupan orang‑orang mati? Sebagai jawaban dari pertanyaan ini, kita mengatakan, bahwa peristiwa Isra` dan Mi’raj ini adalah sebu ah rihlah ilahiyah (perjalanan yang diatur Tuhan) yang khusus untuk nabi Muhammad s.a.w. Dimana tidak akan ada sulitnya bagi Allah s.w.t. untuk merubah sebuah kondisi yang bersifat materi kepada sebuah kondisi yang bersifat rohani atau sebaliknya. Sebagaimana mudahnya perpindahan arwah orang mati dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Hanya orang yang mempunyai penyakit hatilah yang selalu meragukan tentang kemahakuasaan Allah terhadap hal‑hal yang mereka anggap mustahil menurut akal mereka yang sangat terbatas.



3. Di Sidratul Muntaha

Setelah menyaksikan berbagai macam peristiwa dalam perjalanan mi'raj ke langit tersebut, akhirnya Rasulullah dan malaikat Jibril melampaui langit yang ketujuh dan sampai ke suatu tempat yang bernama Sidratul Muntaha. Di sinilah Rasulullah melihat ayat‑ayat ilahiyah yang tidak bisa disifati. Dan di sini juga Rasulullah melihat Jibril berubah bentuk secara tiba‑tiba. Jibril muncul dalam bentuknya yang asli sebagaimana diciptakan oleh Allah s.w.t..

Di Sidratul Muntaha ini pula Jibril mengatakan kepada Rasulullah, Wahai Rasulallah, Saya mohon ma'af, karena hanya sampai disini saja saya bisa naik bersama anda. Jika saya naik lebih dari ini walaupun selangkah, maka niscaya saya akan terbakar. Masing‑masing dari kita mempunyai kekuatan, tempat dan derajat tertentu. Maka dari itu, majulah engkau terus melanjutkan perjalanan Mi'rajmu yang diberkahi ini. Majulah engkau terus dengan cahayamu yang mulia. Rasulullah s.a.w.. terus maju, beliau hanya maju sendiri menemui Tuhan, yang akhirnya hijab‑hijab penutup seluruhnya menjadi tersingkap, dan hanya tinggal satu hijab, di sinilah Rasulullah melihat apa yang belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah terbayang oleh hati manusia. Mata kasar Rasulullah tidak mampu menahan kekuatan cahaya ilahiyah ini, akhirnya Allah membukakan mata hati Rasulullah, untuk menyaksikan keindahan yang tiada berujung ini.

Ketika Rasulullah menyaksikan cahaya Tuhannya, beliau berucap: "Attahiyyaatu lillaah was sholawaatut thayyibaat" (Segala puji bagi Allah dan penghormatan yang setinggi‑tingginya). Kemudian Allah pun membalas ucapan mulia ini: "Assalaamu 'alaika ayyuhan Nabiy warahmatullahi wabarakaatuh" (Keselamatan atasmu wahai Nabi, rahmat dan berkat Allah untukmu). Selanjutnya para Malaikat pun berkata: "Assalaamu 'alaina wa 'ala 'ibaadillaahis shalihin" (Keselamatan atas kita semua dan atas hamba‑hamba Allah yang sholeh).

Rasulullah tak henti‑hentinya memuji Allah dengan segala bentuk pujian dan do'a. Tentang hal ini, Allah s.w.t. berfirman:



"Kemudian dia mendekat, Ialu bertambah dekat lagi. Maka jadilah Dia dekat pada Muhammad sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi. Lalu Dia menyampaikan kepada hamba‑Nya (Muhammad) apa yang telah Dia wahyukan”.(QS: 53: 8 ‑10).



Tentang pertemuan Rasulullah dengan Tuhannya ini, Dr. Abdul Halim Mahmud, dalam bukunya "Dalâilun ­Nubuwwah wa Mu jizâtir Rasur” mengatakan: "Oleh karena Muhammad s.a.w. merupakan Rasul yang paling sempurna, maka sewajarnyalah ia menjadi rasul yang paling dekat kepada Allah s.w.t. Dimana beliau telah menjelajahi bumi dan langit tertinggi, melampaui seluruh alam materi, dan sampai ketempat yang tidak pernah tercapai oleh manusia manapun, bahkan ke suatu tempat yang tidak bisa di capai oleh Jibril a.s. sekalipun. Beliau telah melihat tanda‑tanda kebesaran Tuhannya yang Maha Besar. Adapun tentang bagaimana hakekat kedekatan dan penglihatan Rasulullah terhadap Tuhannya ini, tidak ada yang lebih tahu kecuali Allah dan Rasul‑Nya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



MENANGKAP RAHASIA ISRA’ MI’RAJ

Oleh : Agus Handoko, S. Th. I



Manusia diciptakan oleh Allah s.w.t. memiliki akal fikiran sehingga mampu memahami ayat-ayat QauliyahNya (al-Quran) dan ayat-ayat KauniyahNnya (alam semesta). Ketika Allah s.w.t. menunjukkan tanda-tanda kebesaranNya melalui diperjalankannya Rasulullah dengan waktu yang amat singkat (satu malam) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu dilanjutkan menuju ke Sidratul Muntaha, sepintas menurut hitungan akal manusia peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi.

Namun dibalik peristiwa tersebut ada rahasia Allah s.w.t. yang Ia berikan secara tersurat maupun tersirat, jika manusia dapat mengkaji dan memahaminya. Diantara rahasia-rahasianya adalah :

* Penghormatan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj hanya dialami oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan tidak dialami oleh para nabi yang lain. Ini merupakan penghormatan Allah s.w.t. kepada Rasululah Muhammad s.a.w. sekaligus pertanda bahwa beliau mempunyai derajat yang jauh lebih tinggi dari para Nabi sebelumnya. Isra' Miraj ini juga tanda kesempurnaan kasih sayang Allah kepada manusia. Karenanya Nabi Muhammad s.a.w.. diutus oleh Allah s.w.t. kepada seluruh manusia untuk sebagai rahmat semesta alam, sebagaimana firman Allah s.w.t.

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (QS. Al Anbiya’ [21]: 107)

* Persiapan Kekuatan Ruhani dan Jasmani.

Isra’ dan Mi’raj Nabi merupakan persiapan kekuatan ruhani dan jasmani Rasulullah s.a.w. untuk mengemban risalah (tugas berat), cobaan berhijrah ke Madinah, serta beratnya tugas jihad fi sabilillah. Perjalanan Isra' dan mi'raj tersebut dimulai dari Masjid al-Haram dan berakhir di Masjid al-Aqsha. Perjalanan tersebut juga untuk mengenang turunnya wahyu pertama yang diterima Nabi Ibrahim a.s. dan anaknya Ismail a.s. dan turunnya wahyu kedua yang diterima oleh Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa a.s.. Napak tilas tempat bersejarah tersebut merupakan diantara risalah yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad s.a.w.

* Ujian Keimanan Ummat Nabi Muhammad s.a.w.

Isra’ dan Mi’raj Nabi merupakan ujian keimanan, untuk mengetahui siapa di antara para sahabat itu yang imannya benar-benar dan siapa yang imannya itu palsu. Sebagaimana kita tahu bahwa setelah selesai diisra’kan dan dimi’rajkan, pagi harinya Rasulullah mengumpulkan umat dan kaumnya untuk diberitahukan tentang perjalanannya Isra’ dan Mi’raj itu yang ditempuh hanya semalam itu.

Peristiwa aneh itu tentu tidak masuk di akal mereka, karena itu banyak di antara mereka yang mendustakan Nabi. Namun sayidina Abu Bakar 100 % mempercayainya, dia mengatakan, “Hai Muhammad, jika peristiwa tersebut lebih dari itu saya percaya”. Sehingga Abu Bakar diberi gelar al-Shiddiq (yang sangat benar). Dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini, Rasulullah akhirnya mengetahui siapa yang imannya kuat dan patut diajak berjuang dan hijrah ke Madinah untuk menyebarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Dalam hal ini Allah s.w.t. berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”. (QS. Al Israa’ [17]: 60).



Demikianlah Allah menguji umat manusia dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj untuk melihat kebenaran keimanan mereka. Banyak dari mereka yang tidak percaya akan peristiwa itu, karena tidak masuk akal pada waktu itu. Seandainya Isra’ dan Mi’raj itu terjadi pada masa sekarang, pastilah semua orang percaya, karena sekarang sudah ada kapal terbang yang mempunyai kecepatan tinggi, bisa mempercepat perjalanan, seperti halnya Buraq yang digunakan oleh Nabi Muhammad dalam Isra’ dan Mi’rajnya. Namun itu semua kembali kepada keimanan ummat Nabi Muhammad s.a.w. pada masa itu.

* Tasliyah (Hiburan)

Isra’ dan Mi’raj ini merupakan anugerah khusus Allah s.w.t. kepada Nabi Muhammad s.a.w.. untuk menghibur beliau yang sedang dalam keadaan duka dan sedih yang amat sangat dalam. Karena pada tahun yang sama harus ditinggalkan oleh isteri tercintanya Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Dua orang tersebut merupakan motivator dan pelindung beliau dalam menyebarkan misi dakwah Islam kepada umat manusia.

Jika diumpakan ada seorang wanita ditinggalkan suaminya dan harus menanggung kesedihan yang amat dalam, maka untuk mengurangi kesedihannya itu, orang tua atau sahabat dekatnya perlu mengajaknya berjalan-jalan di tempat yang bisa menghilangkan kesedihan, dengan cara melihat pemandangan yang indah-indah.

Demikianlah Rasulullah s.a.w.. yang sedang dalam kesedihan itu diperjalankan oleh Allah s.w.t. dengan Isra dan Mi’raj dan diperlihatkan macam-macam pemandangan yang menyenangkan, sehingga dapat mengurangi kesedihannya itu. Dengan cara diperjalankannya tersebut, maka timbullah keyakinan dalam diri Nabi bahwa Tuhan yang mengisra’ dan mi’rajkan itu pasti berkuasa penuh untuk menolongnya dalam segala hal, khususnya menghadapi musuh-musuhnya dalam berjuang menyampaikan ajaran Islam.

* Keistimewaan Ibadah Shalat.

Bahwa pada malam Isra’ dan Mi’raj, Allah s.w.t. mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam kepada Nabi dan umatnya. Shalat sebagai kewajiban yang berwaktu-waktu tersebut dapat menjadi media berdialog dengan Tuhan dan melaksanakan penghambaan kepada-Nya. Mengapa untuk menerima perintah shalat itu Nabi harus datang menghadap langsung kepada Tuhan?, tidak seperti halnya perintah zakat, puasa dan haji. Hal ini menunjukkan bahwa shalat punya kedudukan yang tinggi, karena perintah shalat tersebut diterima Nabi dari Allah s.w.t. secara langsung dan tidak lewat perantara.

Hendaklah kita ingat bahwa Rasulullah s.a.w. telah memperoleh kebanggaan dari peristiwa Isra' Mi'raj. Karena Isra' Miraj ini seakan menjadi simbol kerinduan seorang hamba untuk terus dapat berdialog dengan Tuhannya. Sehingga Nabi s.a.w. sendiri merasa tidak memperoleh kelezatan kecuali pada saat 'berdialog' dengan Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w.. mengatakan: “Dan hiburanku dijadikan pada shalat”.

Dari sini kita tahu bahwa shalat itu merupakan pembersihan hati yang akan membawa seorang hamba kepada nuansa yang menghibur. Isra’ Mi’raj ini juga bisa menjadi simbol perjalanan rohani kepada Tuhan. Karena itu siapa ingin "diisra’ dan mi’rajkan" Tuhannya, maka hendaklah ia memelihara shalat dan selalu munajat kepada Tuhannya. Dan jelaslah bahwa antara Isra’ Mi’raj dan Shalat ada kaitan yang sangat erat, karena shalat dihasilkan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Dari uraian menangkap rahasia peristiwa Isra' Mi'raj ini, manusia seakan diajak oleh Allah s.w.t. untuk selalu mengkaji dan memahami setiap peristiwa yang Allah s.w.t. gambarkan dalam ayat-ayat Qauliyah maupun KauniyahNya.
Powered By Blogger